19 September 2016

Student Traveler



Judul : Student Traveler
Penulis : Annisa Hasanah
Penerbit : Penebar Plus +
ISBN : 478 602 1274 27 4
Tebal : 252 hlm
Tahun Terbit : 2015
Cetakan : Pertama
Genre : Nonfiksi, Perjalanan

Hai, pecinta traveling, jaman sekarang ini, banyak sekali informasi yang menggiurkan bagi para pecinta traveling bahkan yang tadinya tidak memiliki hobi traveling pun mulai tergiur, karena adanya tiket pesawat promo dan paket-paket tur wisata ke suatu tempat tertentu yang harganya cukup terjangkau. Traveling memang merupakan salah satu cara untuk melepas kepenatan. Namun, manfaat traveling tidak hanya berhenti disitu, banyak manfaat dari traveling. Selain keindahan alam, traveling juga bisa menambah pengalaman dan pengetahuan baru buat kita sekaligus membuka pikiran kita yang terkadang tertutup/sempit dalam melihat satu hal. Kamu mungkin tidak akan dapat apa-apa secara materi, bahkan mungkin berkorban materi, tapi kamu akan mendapatkan pengalaman berharga yang tidak akan pernah hilang (halaman 8). Banyak cara yang bisa dilakukan untuk traveling, mulai dari keliling Indonesia sampai keluar negeri. Mau traveling, uangnya dari mana? meskipun ada tiket pesawat promo dan paket-paket tur wisata ke suatu tempat tertentu yang harganya cukup terjangkau, akan tetapi isi kantong mahasiswa gituh loh..heeheee..Nah! Buku ini berguna bagi kamu yang masih berstatus mahasiswa yang ingin traveling seru, ada tips-tips traveling ala student backpacker dan info jalan-jalan keluar negeri dengan gratis. Ayo, persiapkan diri kamu untuk berencana jalan-jalan gratis dengan memanfaatkan status kamu sebagai seorang pelajar. Tentu ada syarat-syaratnya. Caranya ikutan program-program seperti summer school, internship/magang, pertukaran pelajar, seminar, workshop, dan  kompetisi. Pada buku ini diberikan beberapa link tawaran program-program tersebut yang bisa kamu ikuti. Selain itu, kamu juga harus mencari tau langsung informasi mengenai program-program tersebut. Manfaatkan social media kamu, seperti facebook, twitter dan masih banyak lagi. Jangan hanya dipakai buat update status aja! Jangan lupa, pelajari juga syarat-syaratnya. 

Perlu dicatat bahwa misi utama penulis adalah belajar. Belajar sekaligus bisa traveling, that is a student traveler. Saat penulis menempuh kuliah masternya disalah satu universitas di Indonesia, tepatnya di Bogor, penulis mengikuti program beasiswa pertukaran pelajar ke Jerman. Semua biaya ditanggung oleh beasiswa tersebut. Pada saat tiba waktu liburan studinya di Jerman, penulis memanfaatkan waktu liburan tersebut untuk berkeliling ke negara-negara lain yang berada di benua Eropa. Sedangkan perjalanan penulis di beberapa negara di benua Asia adalah berkat seminar maupun workshop yang penulis ikuti di negara-negara tersebut.  Jadi, belajarlah yang rajin tapi jangan lupa manfaatkan waktu liburanmu untuk traveling. Yakinkan niat dan tekad kalian!

Penulis cukup detail bercerita tentang perjalanannya sebagai student traveler. Diberikan juga tips-tips hemat jalan-jalan ala mahasiswa/pelajar, contohnya pilih-pilih tempat wisata yang bisa dikunjungi dengan gratis. Berikut beberapa tempat-tempat menarik yang wajib didatangi di singapura dengan harga 0 rupiah, diantaranya Merlion statue, Orchard Road, dan Singapore Botanical Garden. Culture shock di jepang. Sepertinya sudah gak asing lagi informasi bagi kita bahwa jepang adalah salah satu negeri yang sangat disiplin terhadap waktu alias onTime. Selain itu, transportasi di jepang biasanya menggunakan kereta atau jalan kaki. Kalau yang gak biasa jalan kaki, rasanya wow banget deh, harus jalan cepat mengikuti temponya orang jepang (halaman 53). Ada hal yang membuat saya terkekeh-kekeh tertawa saat penulis bercerita tentang percakapannya dengan beberapa orang Cina pada saat travelingnya di negeri tirai bambu tersebut. Di Cina, penulis harus banyak menggunakan bahasa mandarin. Pada saat menjadi student exchange di Jerman, penulis juga belajar toleransi, menyesuaikan diri tanpa harus menurunkan prinsip yang sudah dipegang (halaman 113). Melangkahlah maka kamu akan banyak belajar hal baru dalam hidup. Jerman dikenal sebagai negara industri penghasil alat-alat yang canggih, salah satunya Air Conditioner (AC). Namun, di Jerman tidak banyak menggunakan alat ini. Pada saat musim panas, orang-orang di Jerman tahan dari sengatan matahari. Pada saat diruangan, orang-orang Jerman justru membuka jendela saat udara panas (halaman 245). Di negara-negara Eropa seperti di Roma, Italia, benda-benda, bangunan-bangunan dan tempat-tempat bersejarah dipelihara dengan baik. Dipromosikan sehingga bisa mendatangkan pemasukan bagi pemerintah setempat melalui kegiatan pariwisata (halaman 157). Mayoritas di negara-negara Eropa, mengunjungi museum gratis bagi pelajar.

Selain menara Eiffel, Arc de Triomphe adalah salah satu spot menarik yang dimiliki oleh  Paris, Perancis. Arc de Triomphe merupakan monumen berbentuk gapura yang dijadikan sebagai titik sentral dari beberapa jalan utama di Paris. Arc de Triomphe juga merupakan bukti kejayaan Napoleon Bonaparte yang diduga memiliki koneksi dengan nilai Islam (halaman 175). Di Belanda terdapat banyak kanal-kanal air, mengingat Belanda adalah negara yang daratannya berada di bawah permukaan air laut. Hati-hati berbahasa Indonesia di Belanda. Belanda adalah salah satu negara yang orang indonesianya paling banyak. Di salah satu studio foto di Belanda yang bernama Volendam 120, banyak foto-foto orang Indonesia. Bahkan ada tulisan berbahasa Indonesia,”Awas Copet!”, orang-orang asli Belanda pun banyak yang bisa bahasa Indonesia. Penulis pernah bercakap dengan salah satu bule di Belanda menggunakan bahasa inggris, dijawab pakai bahasa Indonesia. Jadi, traveling juga bisa manambah kecintaan dan kerinduan kita dengan daerah asli tempat kita berasal. Menurut saya, buku ini bagus, banyak pengetahuan baru yang didapat tidak hanya seputar traveling tapi juga pengetahuan hasil dari traveling yang dilakukan oleh penulis, sesuai dengan motto penulis, “Study like a fool, dream like a genius”. Selain penulis cukup detail menceritakan pengalaman travelingnya, saya suka gaya bahasa penulis membuat saya ikut merasakan sensasi travelingnya.  Buku ini juga bisa dijadikan guide book kalau-kalau suatu saat nanti kamu diberi kesempatan untuk traveling ke negara-negara yang diceritakan oleh penulis dalam buku ini. Namun sayangnya, foto-foto perjalanan penulis pada buku ini tidak full colour ^_^.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar