Judul :
Filosofi Kopi
Penulis : Dee Lestari
Penerbit :
Bentang Pustaka
Cetakan : xv,
Juni 2015
Tebal :
xiv + 142 halaman
ISBN : 978 602 8811 61 3
Sudah lama saya penasaran dengan buku ini, bersyukur akhirnya
kesampaian untuk membacanya. Salah satu daya tarik saya membaca buku ini adalah karena saya menyukai
kopi. Tentu ada alasan lain yang membuat saya tertarik membaca buku
ini, yaitu saya ingin mengetahui bagaimana gaya bercerita dee.
Filosofi Kopi bercerita tentang
ben, seorang penggemar amat sangat dengan kopi. Mengapa saya katakan 'penggemar amat sangat' ? karena kecintaan ben terhadap kopi bahkan membuatnya
tur kopi ke eropa! Sy ..?? Baru sebatas minum kopi yang bungkusan..heehee.. Seperti yang
dikatakan oleh salah satu tokoh penikmat kopi di dalam buku ini bahwa kopi itu sudah seperti jamu
sehat setiap hari. Kopi mampu menghasilkan reaksi macam-macam, bikin seger,
bikin sabar, bikin tenang, dan bikin kangen (halaman 22). Namun sesempurna apapun
kopi, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tidak mungkin disembunyikan. Kedai
kopi ben yang idealis. Ben, memilah dan
memilih furnitur untuk kedai kopinya sambil menghirup kopi dan merasa-rasa dengan
instingnya, apakah furnitur itu cukup sejiwa dengan pengalamannya
minum kopi (halaman 3). Akan tetapi, yang benar-benar istimewa adalah
pengalaman ngopi-ngopi yang diciptakan Ben. Dia tidak sekedar meramu, mengecap
rasa, akan tetapi juga merenungkan kopi yang dia buat. Ben menarik arti, membuat
antologi, hingga terciptalah satu filosofi untuk setiap jenis ramuan kopi.
Salah satu kartu filosofi kopi ben adalah bertuliskan
"Kopi yang anda minum hari ini: Ben's
Perfecto artinya sukses adalah wujud kesempurnaan hidup" (halaman 13).
Sampai pada akhirnya ben menemukan kopi tiwus yang diracik oleh seorang petani
kopi di salah satu desa yang berada di jawa tengah, sehingga tercipta kartu filosofi kopi ben yang terbaru bertuliskan, "Kopi
yang anda minum hari ini: Kopi Tiwus
artinya walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya." Bagi
saya, walau tidak ada yang sempurna dalam hidup ini, namun berkumpul bersama keluarga, teman, dan sahabat masih bisa disempurnakan sambil minum kopi.
Akankah jua kopi mampu mendatangkan kebersamaan yang menjadi salah satu
pemandangan yang begitu indah yang tidak selamanya ada?
Secara keseluruhan, saya suka gaya bercerita dee
walaupun pada beberapa kumpulan cerita di dalam buku ini cukup lama saya
memahami makna-makna tersirat dalam kalimat-kalimat. Butuh jeda untuk
memahaminya. Meskipun demikian, hal ini justru membuat saya penasaran dengan tulisan-tulisan dee yang dimuat pada judul-judul buku dee yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar